Minggu, 22 November 2015

Analisis Kesalahan Kesalahan Seorang Pembicara

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
  Pada umumnya, seorang pembicara di depan publik selalu menjadi pusat perhatian karena semua pandangan dan perhatian tertuju kepadanya. Apalagi bagi orang yang suka memperhatikan keistimewaan dan kelemahan orang lain. Perhatian yang bersifat negatif akan hilang apabila ia menawan hati pendengar karena memancarkan kekuatan, kejelasan, kehalusan, sikap yang penuh pertimbangan dan manusiawi. Perhatian pendengar terhadap pembicara tergantung pada keterampilan berbicara, ketepatan berargumentasi dan daya meyakinkan yang dipancarkannya.Namun sering kali seorang pembicara melakukan kesalahan-kesalahan ketika berbicara didepan umum.Kesalahan itu terjadi disadari maupun  tidak disadari oleh pembicara. Akan tetapi, jika kesalahan itu terlalu mencolok, sehingga menjadi suatu penyimpangan, maka keefektifan komunikasi akan terganggu.Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis kesalahan pembicara.

B.     Batasan Masalah
Adapun batasan masalah makalah Analisis Kesalahan Seorang Pembicara ini adalah apa saja yang menjadi kesalahan-kesalahan seorang pembicara ketika berbicara di depan umum.

C.    Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Apa saja kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato?
2.      Apa saja kesalahan-kesalahan  organisatoris?
3.      Apa saja kesalahan-kesalahan  dalam penampilan dan sikap?
4.      Apa saja kesalahan-kesalahan  dalam berbicara?
5.      Apa saja kesalahan-kesalahan  dalam hubungan dengan pendengar?
6.      Apa saja kesalahan-kesalahan  dalam hubungan dengan teks atau manuskrip?
7.      Apa saja kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato?
8.      Apa saja kesalahan kekurangan-kekurangan pribadi?
9.      Apa yang dimaksud kesalahan dialek?

D.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini, adalah:
1.      Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai apa saja kesalahan-kesalahan seorang pembicara yang terkadang tidak disadari oleh dirinya sendiri.
2.      Untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi.
E.     Manfaat Penulisan
1.      Untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum dengan menggunakan analisis kesalahan-kesalahan berbicara.



 BAB II
PEMBAHASAN



A.      Analisis Kesalahan-Kesalahan Seorang Pembicara
1.      Kesalahan dalam Mengolah Pidato
·         Pidato tidak cukup menjelaskan pokok-pokok penting.
·         Kekurangan informasi sebelumnya mengenai situasi pendengar
·         Faktor-faktor yang menimbulkan keributan tidak diperhitungkan sebelumnya

2.      Kesalahan Organisatoris
·         Media-media pembantu tidak direncanakan secara optimal.
·         Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontrak dengan para pendengar.
·         Tidak menyiapkan teks yang cukup bagi para pendengar.
·         Tidak memperhatikan keadaan terang dan ventilasi udara di dalam ruangan ceramah.
·         Tidak mencoba dan mengecek alat-alat teknis sebelum berpidato.

3.      Kesalahan dalam Penampilan dan Sikap
·         Penampilan yang tidak bersemangat.
·         Kurang ada kontak mata dengan para pendengar.
·         Hanya mengarahkan mata dan perhatian pada satu titik/ tempat di dalam ruangan.
·         Gerak-gerik yang tidak terkontrol.
·         Tangan dimasukkan ke dalam jaket atau saku celana.
·         Berdiri sambil memeluk perut pada mimbar.
·         Penampilan yang sombong dan pongah.
·         Tidak tenang, melenggang ke sana ke mari.
·         Penampilan yang sombong.
·         Menunjukkan kejenuhan dan kebosanan atau tanpa perhatian.
·         Pengantar yang salah ke dalam tema.

4.      Kesalahan dalam Berbicara
·         Terlalu banyak mengulang.
·         Tempo bicara yang terlalu cepat.
·         Mengkopi kebiasaan pembicara lain.
·         Teknik bicara yang buruk (suara, tekanan, ritme, dan lain-lain).
·         Suara yang monoton, tidak ada tinggi rendahnya.
·         Bicara tidak jelas (artikulasi tidak jelas, menelan suku kata).
·         Terlalu banyak bunyi antara yang mengganggu, sebagai tanda bahwa orang tidak menguasai bahan. Misalnya: eh, a, e..
·         Kurang terampil mengatasi kesulitan bila kehilangan jalan pikiran.
·         Terlalu sering menegur atau menyinggung seorang wanita.
·         Tekanan yang salah atau buruk pada kata-kata.
·         Penggunaan dan penerapan kata-kata asing yang salah.

5.      Kesalahan dalam Hubungan dengan Pendengar
·         Terlalu sedikit visualisasi.
·         Terlalu sedikit contoh yang memberi kesegaran.
·         Terlalu sedikit pause diantaranya.
·         Kurang mempertimbangkan harapan dan keinginan pendengar.
·         Tidak cukup menanggapi keberatan-keberatan yang dikemukakan.
·         Tidak cukup awal mengenali masalah yang membuat pendengar merasa payah.
·         Tidak berbicara dengan bahasa pendengar.
·         Menceritakan lelucon yang tidak pada tempatnya.

6.      Kesalahan dalam Hubungan dengan Teks atau Manuskrip
·         Terlalu banyak pikiran asing-terlalu sedikit pikiran sendiri.
·         Menggunakan rumusan yang terlalu sulit dimengerti.
·         Kalimat-kalimat terlalu panjang
·         Bahan kurang umum dan terlalu mendetil.
·         Teks dicetak terlalu rapat dan dengan huruf kecil.
·         Bagian yang penting dan mempunyai arti khusus tidak diperhatikan
·         Tidak ada benang merah.
·         Kekurangan diagram dan grafik.
·         Terlalu banyak bahan yang dibicarakan (terlalu luas).
·         Terlalu menyimpang dari tema yang ditetapkan.
·         Seruan akhir yang tidak tepat sasar
·         Tidak ada rangkuman pada akhir uraian

7.      Kesalahan dalam Membawakan Pidato
·         Terlalu jelas menunjukkan rasa takut dan cemas.
·         Kurang konsentrasi terhadap warta/pesan yang mau disampaikan, karena terlalu banyak berkecimpung dengan masalah pribadi.
·         Membuka halaman pidato terlalu keras (apalagi kalau mikrofon peka).
·         Terlalu terikat pada teks, tanpa kadang-kadang bicara bebas.
·         Dalam pembeberan kurang ada selingan seperti anekdot, lelucon, atau visualisasi.
·         Pidato diawali dengan permintaan maaf.
·         Sudah mulai berbicara, meskipun suasana belum tenang.
·         Kesulitan waktu memberi salam kepada para pendengar.
·         Pidato itu terlalu sempurna sehingga menjadi steril.
·         Ketiadaan pertanyaan-pertanyaan retoris.
·         Berdiri terlalu jauh dari mikrofon, sehingga suara tidak jelas.
·         Gerak-gerik dan mimik kurang menyokong ucapan-ucapan.
·         Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa tegang pada pendengar.

8.      Kekurangan-kekurangan Pribadi
·         Pandangan mata yang tidak terkontrol, sarkastis, terlalu sungguh-sungguh, selalu tertawa, dahi selalu berkerut dan lain-lain
·         Memukul podium terlalu kuat.
·         Kelihatan mengantuk, nervus dan tegang
·         Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan di tengah pidato.
·         Tidak ada dinamika
·         Berbicara membosankan
·         Menunjukkan kelainan pada diri seperti menggaruk-garuk telinga, menggaruk-garuk kumis atau janggut, menggigit bibir, mempermainkan kancing baju dan lain-lain.

9.      Kesalahan Dialek
            Dialek menurut Hartmab dan Stork ( 1972 ) , adalah sejenis kelainan bahasa yang berbeda dari segi pengucapan , tata bahasa dan kosa kata dari bahasa standar . Pengaruh bahasa dialek begitu menebal mempengaruhi sistem suara.Bahasa dialek sebenarnya adalah tradisi lisan setempat.Kesalahan dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa ( language habit ) yang salah sehingga terjadi kesalahan berbicara Kebiasaan berbahasa ini terjadi secara spontan dan biasanya sukar dihilangkan kecuali lingkungan bahasanya diubah misalnya dengan menghilangkan stimulus yang membangkitkan kebiasaan itu.  Dan dapat juga terjadi karena perbedaan struktur bahasa ibu dengan bahasa yang digunakannya dalam pergaulan atau komunikasi resmi. Misalnya dengan adanya perbedaan antara bahasa ibu Sunda atau Jawa dengan bahasa Indonesia, maka akan terjadi interferensi dari bahasa kesatu ke bahasa kedua. Kesalahan karena kasus dwibahasawan ini misalnya kata gaji oleh orang Sunda diucapkan gajih , kata akan  oleh orang dari suku Jawa diucapkan jadi  aken  dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar