BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, seorang pembicara di depan
publik selalu menjadi pusat perhatian karena semua pandangan dan perhatian
tertuju kepadanya. Apalagi bagi orang yang suka memperhatikan keistimewaan dan
kelemahan orang lain. Perhatian yang bersifat negatif akan hilang apabila ia
menawan hati pendengar karena memancarkan kekuatan, kejelasan, kehalusan, sikap
yang penuh pertimbangan dan manusiawi. Perhatian pendengar terhadap pembicara
tergantung pada keterampilan berbicara, ketepatan berargumentasi dan daya
meyakinkan yang dipancarkannya.Namun sering kali seorang pembicara melakukan
kesalahan-kesalahan ketika berbicara didepan umum.Kesalahan itu terjadi
disadari maupun tidak disadari oleh
pembicara. Akan tetapi, jika kesalahan itu terlalu mencolok, sehingga menjadi
suatu penyimpangan, maka keefektifan komunikasi akan terganggu.Pada makalah ini
akan dibahas mengenai analisis kesalahan pembicara.
B. Batasan
Masalah
Adapun batasan
masalah makalah Analisis Kesalahan Seorang Pembicara ini adalah apa saja yang
menjadi kesalahan-kesalahan seorang pembicara ketika berbicara di depan umum.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut.
1.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato?
2.
Apa
saja kesalahan-kesalahan organisatoris?
3.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam
penampilan dan sikap?
4.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam
berbicara?
5.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan
dengan pendengar?
6.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan
dengan teks atau manuskrip?
7.
Apa
saja kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato?
8.
Apa
saja kesalahan kekurangan-kekurangan pribadi?
9.
Apa
yang dimaksud kesalahan dialek?
D. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini, adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai apa
saja kesalahan-kesalahan seorang pembicara yang terkadang tidak disadari oleh
dirinya sendiri.
2. Untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
mungkin akan terjadi.
E. Manfaat
Penulisan
1. Untuk mengembangkan kemampuan berbicara di
depan umum dengan menggunakan analisis kesalahan-kesalahan berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kesalahan-Kesalahan Seorang Pembicara
1. Kesalahan dalam Mengolah Pidato
·
Pidato tidak cukup menjelaskan
pokok-pokok penting.
·
Kekurangan informasi sebelumnya mengenai
situasi pendengar
·
Faktor-faktor yang menimbulkan keributan
tidak diperhitungkan sebelumnya
2. Kesalahan Organisatoris
·
Media-media pembantu tidak direncanakan
secara optimal.
·
Tidak mengambil kesempatan sebelum
ceramah untuk berkontrak dengan para pendengar.
·
Tidak menyiapkan teks yang cukup bagi
para pendengar.
·
Tidak memperhatikan keadaan terang dan
ventilasi udara di dalam ruangan ceramah.
·
Tidak mencoba dan mengecek alat-alat
teknis sebelum berpidato.
3. Kesalahan dalam Penampilan dan Sikap
·
Penampilan yang tidak bersemangat.
·
Kurang ada kontak mata dengan para
pendengar.
·
Hanya mengarahkan mata dan perhatian
pada satu titik/ tempat di dalam ruangan.
·
Gerak-gerik yang tidak terkontrol.
·
Tangan dimasukkan ke dalam jaket atau
saku celana.
·
Berdiri sambil memeluk perut pada
mimbar.
·
Penampilan yang sombong dan pongah.
·
Tidak tenang, melenggang ke sana ke
mari.
·
Penampilan yang sombong.
·
Menunjukkan kejenuhan dan kebosanan atau
tanpa perhatian.
·
Pengantar yang salah ke dalam tema.
4. Kesalahan dalam Berbicara
·
Terlalu banyak mengulang.
·
Tempo bicara yang terlalu cepat.
·
Mengkopi kebiasaan pembicara lain.
·
Teknik bicara yang buruk (suara,
tekanan, ritme, dan lain-lain).
·
Suara yang monoton, tidak ada tinggi
rendahnya.
·
Bicara tidak jelas (artikulasi tidak
jelas, menelan suku kata).
·
Terlalu banyak bunyi antara yang
mengganggu, sebagai tanda bahwa orang tidak menguasai bahan. Misalnya: eh, a,
e..
·
Kurang terampil mengatasi kesulitan bila
kehilangan jalan pikiran.
·
Terlalu sering menegur atau menyinggung
seorang wanita.
·
Tekanan yang salah atau buruk pada
kata-kata.
·
Penggunaan dan penerapan kata-kata asing
yang salah.
5. Kesalahan dalam Hubungan dengan Pendengar
·
Terlalu sedikit visualisasi.
·
Terlalu sedikit contoh yang memberi
kesegaran.
·
Terlalu sedikit pause diantaranya.
·
Kurang mempertimbangkan harapan dan
keinginan pendengar.
·
Tidak cukup menanggapi keberatan-keberatan
yang dikemukakan.
·
Tidak cukup awal mengenali masalah yang
membuat pendengar merasa payah.
·
Tidak berbicara dengan bahasa pendengar.
·
Menceritakan lelucon yang tidak pada
tempatnya.
6. Kesalahan dalam Hubungan dengan Teks atau Manuskrip
·
Terlalu banyak pikiran asing-terlalu
sedikit pikiran sendiri.
·
Menggunakan rumusan yang terlalu sulit
dimengerti.
·
Kalimat-kalimat terlalu panjang
·
Bahan kurang umum dan terlalu mendetil.
·
Teks dicetak terlalu rapat dan dengan
huruf kecil.
·
Bagian yang penting dan mempunyai arti
khusus tidak diperhatikan
·
Tidak ada benang merah.
·
Kekurangan diagram dan grafik.
·
Terlalu banyak bahan yang dibicarakan
(terlalu luas).
·
Terlalu menyimpang dari tema yang
ditetapkan.
·
Seruan akhir yang tidak tepat sasar
·
Tidak ada rangkuman pada akhir uraian
7. Kesalahan dalam Membawakan Pidato
·
Terlalu jelas menunjukkan rasa takut dan
cemas.
·
Kurang konsentrasi terhadap warta/pesan
yang mau disampaikan, karena terlalu banyak berkecimpung dengan masalah
pribadi.
·
Membuka halaman pidato terlalu keras
(apalagi kalau mikrofon peka).
·
Terlalu terikat pada teks, tanpa
kadang-kadang bicara bebas.
·
Dalam pembeberan kurang ada selingan
seperti anekdot, lelucon, atau visualisasi.
·
Pidato diawali dengan permintaan maaf.
·
Sudah mulai berbicara, meskipun suasana belum
tenang.
·
Kesulitan waktu memberi salam kepada
para pendengar.
·
Pidato itu terlalu sempurna sehingga
menjadi steril.
·
Ketiadaan pertanyaan-pertanyaan retoris.
·
Berdiri terlalu jauh dari mikrofon,
sehingga suara tidak jelas.
·
Gerak-gerik dan mimik kurang menyokong
ucapan-ucapan.
·
Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa
tegang pada pendengar.
8. Kekurangan-kekurangan Pribadi
·
Pandangan mata yang tidak terkontrol,
sarkastis, terlalu sungguh-sungguh, selalu tertawa, dahi selalu berkerut dan
lain-lain
·
Memukul podium terlalu kuat.
·
Kelihatan mengantuk, nervus dan tegang
·
Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan
di tengah pidato.
·
Tidak ada dinamika
·
Berbicara membosankan
·
Menunjukkan kelainan pada diri seperti
menggaruk-garuk telinga, menggaruk-garuk kumis atau janggut, menggigit bibir,
mempermainkan kancing baju dan lain-lain.
9. Kesalahan Dialek
Dialek
menurut Hartmab dan Stork ( 1972 ) , adalah sejenis kelainan bahasa yang
berbeda dari segi pengucapan , tata bahasa dan kosa kata dari bahasa standar .
Pengaruh bahasa dialek begitu menebal mempengaruhi sistem suara.Bahasa dialek
sebenarnya adalah tradisi lisan setempat.Kesalahan
dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa ( language habit ) yang salah sehingga
terjadi kesalahan berbicara Kebiasaan berbahasa ini terjadi secara spontan dan
biasanya sukar dihilangkan kecuali lingkungan bahasanya diubah misalnya dengan
menghilangkan stimulus yang membangkitkan kebiasaan itu. Dan dapat juga
terjadi karena perbedaan struktur bahasa ibu dengan bahasa yang digunakannya
dalam pergaulan atau komunikasi resmi. Misalnya dengan adanya perbedaan antara
bahasa ibu Sunda atau Jawa dengan bahasa Indonesia, maka akan terjadi
interferensi dari bahasa kesatu ke bahasa kedua. Kesalahan karena kasus
dwibahasawan ini misalnya kata gaji oleh orang Sunda diucapkan gajih , kata akan oleh orang dari suku Jawa diucapkan
jadi aken dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar